Showing posts with label perjalanan. Show all posts
Showing posts with label perjalanan. Show all posts

Monday, November 10, 2014

SURVEY JALUR NTRGBB XXI

Photo Album Survey jalur NTRGBB XXI




Baca SelengkapnyaSURVEY JALUR NTRGBB XXI

Saturday, May 17, 2014

Petunjuk Ringan Cara Memotret Air Terjun


sekberpab
Mendapatkan Gambar yang bagus dalam memotret Air Terjun, adalah harapan semua orang yang membawa kamera ketika jalan-jalan.. iya kan? :D 
Nah..untuk rekan-rekan penggiat alam bebas, yang ingin hasil jepretannya lumayan bagus ketika ingin memotret air terjun, silahkan ikuti petunjuk-petunjuk sederhana berikut ini:





Berikut ini adalah beberapa tips yang bisa dilakukan untuk mendapatkan hasil yang optimal ketika memotret air terjun:

  1. Tripod dan Remote Shutter Release: Penggunaan tripod yang kokoh rasanya wajib digunakan ketika memotret menggunakan kecepatan shutter di kisaran 1 atau 1.6 detik. Remote shutter release juga bisa digunakan sebagai perangkat tambahan pada kecepatan tersebut. Penggunaan shutter remote release mampu mengeliminasi setiap getaran pada kamera ketika jari kalian menekan tombol shutter. Remote release tersedia bagi banyak merk atau model kamera, dan pastinya memiliki dampak yang besar bagi terciptanya gambar yang tajam. 

  2. Filter ND: Filter neutral bisa dikatakan merupakan perangkat fotografi wajib ketika memotret air terjun. Penempatan filter ND di permukaan lensa akan mengurangi intensitas atau jumlah cahaya, yang berarti juga mengurangi shutter speed agar mengakomodasi pengurangan cahaya, tentu tanpa merubah warna subyek.

  3. Lighting atau pencahayaan: Pencahayaan terbaik adalah pada saat mendung, dan itu berlaku pada beberapa bidang fotografi outdoor yang lain, terutama pada saat hujan atau setelah hujan. Awan mendung sangat diperlukan sebagai difuser cahaya matahari agar kita mendapatkan shutter speed yang relatif lambat.

  4. Shutter Speed: Sobat membutuhkan jepretan dengan shutter speed sekitar 1 atau 1.6 detik agar mendapatkan foto air terjun yang blur dan halus seperti kapas. Untuk mendapatkan kecepatan shutter tersebut Sobat butuh untuk menggunakan aperture sekitaran f/16 atau bahkan lebih kecil. Sobat akan mendapatkan Depth of Field yang lebar, dimana semua frame akan terfokus. Jika cahaya pada saat pemotretan terlampau terang sehingga sulit untuk mendapatkan shutter 1 atau 1.6 detik, maca tidak ada salahnya mencoba menggunakan filter Neutral Density (ND).

  5. Self-Timer Kamera: Penggunaan fitur self-timer pada kamera kalian akan memberikan dampak yang sama dengan penggunaan shutter remote release. Ketika fitur ini diaktifkan maka kamera tidak akan mengekspose file atau sensor gambar sampai waktu yang kita tentukan, biasanya beberapa detik. Coba atur self-timer ke 5 detik, rentang waktu tersebut cukup untuk menghentikan getaran pada kamera. 

Jangan pernah ragu untuk kembali ke tempat yang telah kalian kunjungi sebelumnya. Practice can make perfect! Hanya dengan banyak latihan bisa mengasah kemampuan fotografi kita menuju ke kesempurnaan. Sobat akan mempelajari area tersebut lebih baik, lebih mengenal kondisi pencahayaan yang ada, dan membuat komposisi yang berbeda dari sebelumnya. Selamat Mencoba..

Semoga bermanfaat.
_/\_

Baca SelengkapnyaPetunjuk Ringan Cara Memotret Air Terjun

Saturday, May 3, 2014

Tips Memotret Saat Cuaca Buruk

SHARING YAA...

Memotret biasanya dilakukan oleh para penjelajah untuk mengabadikan suatu lokasi atau juga mengabadikan perjalanannya. Sebuah kegiatan yang menyenangkan tentunya. Tetapi bagaimana bila kegiatan tersebut terganggu dengan cuaca yang tiba - tiba memburuk? Tentu hal yang pertama ada dipikiran Anda adalah menyelamatkan kamera dari air.





Berikut ini tips memotret saat cuaca buruk tiba dan tidak perlu mengeluh karena cuaca tidak sedang bersahabat.

A. Lindungi Kamera
Melindungi kamera adalah satu hal yang harus Anda lakukan segera apabila cuaca buruk karena hujan turun. Bagaimana caranya? Gunakan rain covers untuk kamera. Rain covers ini memang akan menambah pengeluaran Anda saat membeli kamera. Tapi ingat, membeli rain covers tak akan semahal jika kamera Anda sampai rusak dan Anda harus memperbaikinya. Kalau memang kepepet silahkan gunakan plastik dengan membolonginya pada bagian lensa.

B. Masuk Ruangan
Daripada Anda terkena hujan bersama kamera Anda yang ujung - ujungnya bisa bikin kamera rusak, masuklah ke dalam  ruangan, bisa tenda dome atau juga shelter. Dari dalam ruangan bukan tak mungkin Anda malah bisa mendapatkan angle yang berbeda.

C. Abadikan Momen
Kalau kata pepatah, “Tak ada akar, rotan pun jadi”. Ketika hujan datang mungkin Anda agak sedikit emosi karena gagal memotret teman Anda di lokasi outdoor. Tetapi kenapa tidak Anda ambil foto orang yang lagi sibuk mencari teduhan ketika hujan turun. Malah tetap bisa dapat foto unik kan?


D. Lihat Ke Bawah
Seorang fotografer yang kreatif bisa memanfaatkan berbagai situasi. Salah satunya adalah mengambil foto dari percikan kubangan air yang terkena kaki orang - orang yang lewat dengan terburu - buru saat hujan.


sumber : http://www.belantaraindonesia.org/2014/04/tips-memotret-saat-cuaca-buruk.html
Baca SelengkapnyaTips Memotret Saat Cuaca Buruk

Tentang Soe Hoek Gie

Soe Hoek Gie adalah anak Mapala UI yang tewas di Semeru pada tahun 1969. Di mata mahasiswa dan di mata para pecinta alam dan penggiat alam bebas, Soe Hoek Gie adalah sesosok demonstran tahun 60 an. Gie  Mati muda dalam usia 27 tahun di Semeru dan menjadi legenda pendaki Indonesia yang sampai kini namanya masih teramat dekat dengan komunitas pecinta alam. Dan berikut ini kisah sedikit dari Soe Hoek Gie yang di sarikan dari buku hariannya, Catatan harian Seorang Demonstran, yang di perkuat oleh rekan pendakian ke Semeru  waktu itu, Rudy Badil.


“Saya sering mendapatinya asyik membaca di bangku panjang dekat dapur, kenang kakaknya, sosiolog Arief Budiman yang kini menetap di Australia. Kakak perempuannya Dien Pranata punya kenangan berbeda. Ketika anak-anak sebayanya asyik mengejar layangan, Gie malah nongkrong di atap genting rumah. “Matanya menerawang jauh, seperti mencoba menyelami buku-buku yang dibacanya.

Selain membaca, Gie juga suka menulis buku harian. Sejak usia 15 tahun, setiap hari, ia menulis apa saja yang dialaminya. Catatan harian pertamanya bertanggal 4 Maret 1957, ketika ia masih duduk di kelas 2 SMP Stada. Catatan terakhir bertanggal 10 Desember 1969, hanya seminggu sebelum kematiannya.




Di Puncak Pangrango


Kampus menjadi ajang pertarungan kaum intelektual yang menentang atau mendukung pemerintahan Bung Karno, pada zaman Gie masih seorang mahasiswa. Sepanjang 1966-1969 Gie berperan aktif dalam berbagai demonstrasi. Uniknya ia tak pernah menjadi anggota KAMI, organisasi yang menjadi lokomotif politik angkatan 66.

Gie lebih banyak berjuang lewat tulisan. Kritiknya pada Orde Lama dan Presiden Soekarno digelar terbuka lewat diskusi maupun tulisan di media masa. Ketika pemerintahan Soekarno ditumbangkan gerakan mahasiswa Angkatan 66, Gie memilih menyepi ke puncak-puncak gunung ketimbang menjadi anggota DPR-GR.

Sebagai anak muda, walaupun suka mengkritik dan doyan menyendiri, Gie ternyata sangat “gaul. “Penampilannya, biasa aja. Tapi kenalannya orang berpangkat dan nama-nama beken. Saya tahu, karena sering ikut dia. Misalnya saat ambil honor tulisan di Kompas atau Sinar Harapan. Nggak terbayang dia bisa kenalan dengan penyair Taufik Ismail dan Goenawan Mohamad! “, kata Badil.

Tewas Di Puncak Semeru

“Saya selalu ingat kematian. Saya ingin ngobrol-ngobrol, pamit, sebelum ke Semeru, begitu penggalan catatan harian Gie, Senin, 8 Desember 1969. Seminggu setelah itu, ia bersama Anton Wiyana, A. Rahman, Freddy Lasut, Idhan Lubis, Herman Lantang, Rudy Badil, Aristides Katoppo berangkat ke Gunung Semeru.

Siapa mengira, itulah terakhir kalinya mereka mendaki bersama Gie. Tanggal 16 Desember 1969, sehari sebelum ulangtahunnya ke 27 Gie dan Idhan Lubis tewas saat turun dari puncak karena menghirup uap beracun. Herman Lantang yang berada di dekat Gie saat kejadian melihat Gie dan Idhan kejang-kejang, berteriak dan mengamuk. Herman sempat mencoba menolong dengan napas buatan, tapi gagal.

Musibah kematian Gie di puncak Mahameru sempat membuat teman-temannya bingung mencari alat transportasi untuk membawa jenazah Gie ke Jakarta. Tiba-tiba sebuah pesawat Antonov milik AURI mendarat di Malang. Pesawat itu sedang berpatroli rutin di Laut Selatan Jawa, Begitu mendengar kabar kematian Gie, Menteri Perhubungan saat itu Frans Seda memerintahkan pesawat berbelok ke Malang. “Saat jenasah masuk ke pesawat, seluruh awak kabin memberi penghormatan militer. Mereka kenal Gie!, kata Badil.





Pada 24 Desember 1969, Jenazah Gie dipindahkan ke Pekuburan Kober Tanah Abang yang semula Jenasah Gie dimakamkan di Menteng Pulo. Pemindahan ini agar dekat dengan kediaman ibunya. Dua tahun kemudian, kuburannya kena gusur proyek pembangunan prasasti. Keluarga dan teman-temannya, memutuskan menumbuk sisa-sisa tulang belulang Gie.

“Serbuknya kami tebar di antara bunga-bunga Edelweiss di lembah Mandalawangi di Puncak Pangrango. Di tempat itu Gie biasa merenung seperti patung, kata Rudy Badil.



Baca SelengkapnyaTentang Soe Hoek Gie

Sunday, April 28, 2013

Penghijauan Gunung Nagasari - Batur

Teman-teman.. masih ingat kan kegiatan penghijauan di Gunung Nagasari Batur, dengan motto "Tanam Pohon, Tanam Air". Foto-foto berikut ini sekedar untuk mengingatkan kenangan teman-teman sekalian.. semoga cukup mewakili.. :)






Galeri Foto

PENGHIJAUAN GUNUNG NAGASARI


Best Regards egre
Baca SelengkapnyaPenghijauan Gunung Nagasari - Batur

Wednesday, May 23, 2012

Photo Album NTRGBB Periode XX

Kumpulan foto-foto kegiatan Napak Tilas Route Gerilya Banjarnegara Berjuang Periode XX, mudah-mudahan yang terunggah ini cukup mewakili dari gegap gempitanya kegiatan ini. :)


Napak Tilas diadakan setiap tahun, dan di lombakan untuk kalangan pelajar.


Galeri Foto

NTRGBB PERIODE XX

Baca SelengkapnyaPhoto Album NTRGBB Periode XX