Showing posts with label sejarah. Show all posts
Showing posts with label sejarah. Show all posts

Saturday, May 3, 2014

Tentang Soe Hoek Gie

Soe Hoek Gie adalah anak Mapala UI yang tewas di Semeru pada tahun 1969. Di mata mahasiswa dan di mata para pecinta alam dan penggiat alam bebas, Soe Hoek Gie adalah sesosok demonstran tahun 60 an. Gie  Mati muda dalam usia 27 tahun di Semeru dan menjadi legenda pendaki Indonesia yang sampai kini namanya masih teramat dekat dengan komunitas pecinta alam. Dan berikut ini kisah sedikit dari Soe Hoek Gie yang di sarikan dari buku hariannya, Catatan harian Seorang Demonstran, yang di perkuat oleh rekan pendakian ke Semeru  waktu itu, Rudy Badil.


“Saya sering mendapatinya asyik membaca di bangku panjang dekat dapur, kenang kakaknya, sosiolog Arief Budiman yang kini menetap di Australia. Kakak perempuannya Dien Pranata punya kenangan berbeda. Ketika anak-anak sebayanya asyik mengejar layangan, Gie malah nongkrong di atap genting rumah. “Matanya menerawang jauh, seperti mencoba menyelami buku-buku yang dibacanya.

Selain membaca, Gie juga suka menulis buku harian. Sejak usia 15 tahun, setiap hari, ia menulis apa saja yang dialaminya. Catatan harian pertamanya bertanggal 4 Maret 1957, ketika ia masih duduk di kelas 2 SMP Stada. Catatan terakhir bertanggal 10 Desember 1969, hanya seminggu sebelum kematiannya.




Di Puncak Pangrango


Kampus menjadi ajang pertarungan kaum intelektual yang menentang atau mendukung pemerintahan Bung Karno, pada zaman Gie masih seorang mahasiswa. Sepanjang 1966-1969 Gie berperan aktif dalam berbagai demonstrasi. Uniknya ia tak pernah menjadi anggota KAMI, organisasi yang menjadi lokomotif politik angkatan 66.

Gie lebih banyak berjuang lewat tulisan. Kritiknya pada Orde Lama dan Presiden Soekarno digelar terbuka lewat diskusi maupun tulisan di media masa. Ketika pemerintahan Soekarno ditumbangkan gerakan mahasiswa Angkatan 66, Gie memilih menyepi ke puncak-puncak gunung ketimbang menjadi anggota DPR-GR.

Sebagai anak muda, walaupun suka mengkritik dan doyan menyendiri, Gie ternyata sangat “gaul. “Penampilannya, biasa aja. Tapi kenalannya orang berpangkat dan nama-nama beken. Saya tahu, karena sering ikut dia. Misalnya saat ambil honor tulisan di Kompas atau Sinar Harapan. Nggak terbayang dia bisa kenalan dengan penyair Taufik Ismail dan Goenawan Mohamad! “, kata Badil.

Tewas Di Puncak Semeru

“Saya selalu ingat kematian. Saya ingin ngobrol-ngobrol, pamit, sebelum ke Semeru, begitu penggalan catatan harian Gie, Senin, 8 Desember 1969. Seminggu setelah itu, ia bersama Anton Wiyana, A. Rahman, Freddy Lasut, Idhan Lubis, Herman Lantang, Rudy Badil, Aristides Katoppo berangkat ke Gunung Semeru.

Siapa mengira, itulah terakhir kalinya mereka mendaki bersama Gie. Tanggal 16 Desember 1969, sehari sebelum ulangtahunnya ke 27 Gie dan Idhan Lubis tewas saat turun dari puncak karena menghirup uap beracun. Herman Lantang yang berada di dekat Gie saat kejadian melihat Gie dan Idhan kejang-kejang, berteriak dan mengamuk. Herman sempat mencoba menolong dengan napas buatan, tapi gagal.

Musibah kematian Gie di puncak Mahameru sempat membuat teman-temannya bingung mencari alat transportasi untuk membawa jenazah Gie ke Jakarta. Tiba-tiba sebuah pesawat Antonov milik AURI mendarat di Malang. Pesawat itu sedang berpatroli rutin di Laut Selatan Jawa, Begitu mendengar kabar kematian Gie, Menteri Perhubungan saat itu Frans Seda memerintahkan pesawat berbelok ke Malang. “Saat jenasah masuk ke pesawat, seluruh awak kabin memberi penghormatan militer. Mereka kenal Gie!, kata Badil.





Pada 24 Desember 1969, Jenazah Gie dipindahkan ke Pekuburan Kober Tanah Abang yang semula Jenasah Gie dimakamkan di Menteng Pulo. Pemindahan ini agar dekat dengan kediaman ibunya. Dua tahun kemudian, kuburannya kena gusur proyek pembangunan prasasti. Keluarga dan teman-temannya, memutuskan menumbuk sisa-sisa tulang belulang Gie.

“Serbuknya kami tebar di antara bunga-bunga Edelweiss di lembah Mandalawangi di Puncak Pangrango. Di tempat itu Gie biasa merenung seperti patung, kata Rudy Badil.



Baca SelengkapnyaTentang Soe Hoek Gie

Wednesday, May 23, 2012

Photo Album NTRGBB Periode XX

Kumpulan foto-foto kegiatan Napak Tilas Route Gerilya Banjarnegara Berjuang Periode XX, mudah-mudahan yang terunggah ini cukup mewakili dari gegap gempitanya kegiatan ini. :)


Napak Tilas diadakan setiap tahun, dan di lombakan untuk kalangan pelajar.


Galeri Foto

NTRGBB PERIODE XX

Baca SelengkapnyaPhoto Album NTRGBB Periode XX

Friday, May 14, 2010

KODE ETIK PENCINTA ALAM


logo_sekber_pab

KODE ETIK PENCINTA ALAM INDONESIA

Pencinta alam indonesia sadar bahwa alam beserta isinya adalah ciptaan tuhan yang maha esa.

Pencinta alam indonesia sebagai bagian dari masyarakat indonesia sadar akan tanggung jawab kami kepada Tuhan, bangsa dan tanah air.

Pencinta alam indonesia sadar bahwa pencinta alam adalah sebagai mahluk yang mencintai alam sebagai anugerah Tuhan  Yang Maha Esa.

Sesuai dengan hakekat di atas kami dengan kesadaran menyatakan :

1. Mengabdi kepada Tuhan Yang Maha Esa.

2. Memelihara alam beserta isinya serta menggunakan sumber alam sesuai dengan kebutuhannya.

3. Mengabdi kepada Bangsa dan Tanah Air.

4. Menghormati Tata kehidupan yang berlaku pada masyarakat sekitarnya serta menghargai manusia dengan kerabatnya.

5. Berusaha mempererat tali persaudaraan antara Pencinta Alam sesuai dengan Azas Pencinta Alam.

6. Berusaha saling membantu serta saling menghargai dalam pelaksanaan pengabdian terhadap Tuhan, Bangsa, dan Tanah Air.

7. Selesai.

Disahkan pada Gladian IV

Pencinta Alam Indonesia

Ujungpandang – 1974

Baca SelengkapnyaKODE ETIK PENCINTA ALAM

Monday, May 14, 2001

PERJALANAN SEKBER PAB 4

1997

April 1997

SEKBER PAB mengirimkan instruktur ke SMA Purnama Wonosobo dengan anggota tim:  Himawan Wijayanto, Bayu Restu Nugroho, Slamet Limex, Ipung, Dwi Dili, Sulis, Suswadi dan Anjas.


 1998

Maret 1998

SEKBER PAB mengirimkan instruktur pada
Baca SelengkapnyaPERJALANAN SEKBER PAB 4

PERJALANAN SEKBER PAB 3

1995

Februari 1995

SEKBER PAB mengirimkan anggota untuk menjadi instruktur pada Diklat Banser Kabupaten Banjarnegara yang diselenggaraan oleh PBNU Banjarnegara dengan peserta 60 orang.

Maret 1995

28 – 29 Maret 1995. Reorganisasi SEKBER PAB. Pada
Baca SelengkapnyaPERJALANAN SEKBER PAB 3

PERJALANAN SEKBER PAB 2

17 – 22 Agustus 1993, SEKBER PAB menjadi Anggota Tim Juri pada Napak Tilas Route Gerilya Banjarnegara Berjuang yang diselenggarakan KNPI. Route yang dilalui, yaitu:  Susukan, Kebanaran, Wiramastra, Gentansari, Alun-alun Banjarnegara.

Oktober 1993

Baca SelengkapnyaPERJALANAN SEKBER PAB 2

PERJALANAN SEKBER PAB 1

1992

Agustus 1992

9 Agustus 1992. SEKBER PAB mengadakan Lomba Jelajah Desa Gilar-gilar, dengan jumlah peserta 400 orang yang berasal dari pelajar, umum, instansi se-Kabupaten Banjarnegara. Rute yang dilalui, adalah : PLTA Maung-Kalilunjar, Sijeruk, Gn. Pawinihan, Sumber, Kendaga, finish di Alun-alun Banjarnegara. Kegiatan disponsori oleh Perusahaan Rokok Crystal berupa
Baca SelengkapnyaPERJALANAN SEKBER PAB 1

Monday, May 22, 2000

Serah Terima Pengurus Baru SEKBERPAB 2014


Berikut ini adalah kumpulan foto-foto tentang kegiatan terbaru kami, yaitu serah terima dan pelantikan pengurus baru sekberPAB periode 2014-2016. Untuk sementara yang kami unggah baru sedikit mudah-mudahan
Baca SelengkapnyaSerah Terima Pengurus Baru SEKBERPAB 2014

Album Photo Facebook

Berikut ini adalah kumpulan foto-foto yang semuanya termuat pada album foto di facebook.. Sekedar berbagi
Baca SelengkapnyaAlbum Photo Facebook